Tuesday, March 26, 2019

Sejarah Putri Mayang Sari Di Jaar Sangarasi

Mengetahui sejarah yakni hal yang penting, dengan mengetahui masa kemudian kita juga sanggup memprediksi masa depan. Sebenarnya saya tidak begitu banyak mengetahui perihal sejarah Putri Sunbulat Sari di Jaar Sangarasi, tapi sesudah saya melaksanakan search engine di google, wikipedia, dan facebook saya menerima artikel yang membahas perihal sejarah Putri Sunbulat di Jaar Sangarasi.
Gerbang Cagar Budaya Putri Sunbulat Desa Jaar

Pada masa ke 14 – 15, di wilayah Barito (sekarang Kab. Barito Timur) ada keturunan Dayak yang terbagi dari Objek Wisata Makam Puteri Sunbulat Sari

Tulisan di atas bukan lah murni goresan pena saya, mohon kritik dan saran!

Jembatan Kahayan Di Kota Palangkaraya

Jembatan Kahayan yakni jembatan yang ada di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini juga menjadi pembelah dari sungai kahayan.

Jembatan yang di berdiri pada tahun 1995 ini lalu simpulan pada tahun 2001 dan di resmikan oleh Pesiden Ke 5 Indonesia Megawati Soekarnoputri pada tanggal 13 januari 2002. Batu Peresmian Jembatan ini terletak di sebelah utara kaki jembatan.

Jembatan yang mempunyai panjang 640 Meter dan Lebar 9 Meter, terdiri dari 12 bentang atau lengkungan busur dengan bentang khusus sepanjang 150 Meter dengan ketinggian 36 Meter sempurna di atas sungai kahayan. Jembatan ini juga dibangun dengan konstruksi rangka baja Australia.

Jembatan ini mempunyai rangka dasar persegi berwarna kelabu, dan di pinggir pembatas jalan terpasang tameng atau perisai bermotif dayak. Pada malam hari jembatan ini terlihat lebih berwarna dangan lampu – lampu warna biru dan merah yang menghiasi tubuh jembatan. Memang faktanya lampunya kadang - kadang tidak menyala.

Jembatan Kahayan merupakan penghubung antara ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah dengan beberapa Kabupaten lain nya yang ada di kalimantan tengah, ibarat Kabupaten Pulang Pisau, Kuala Kurun, dan Barito Selatan, serta Kabupaten Murung Raya, Barito Utara dan Barito Timur.

Jembatan Kahayan sendiri merupakan salah satu Landmark (icon) kota Palangkaraya. Dibawah jembatan kahayan sendiri ada lukisan yang bermotif dayak kalimantan tengah. Apabila anda berdiri di atas jembatan kahayan, anda sanggup menikmati angin sejuk yang berhembus, dan anda juga sanggup menyaksikan panorama arus dari Sungai Kahayan, Kapal Motor, Speedboad, Kalotok, serta para nelayan yang sedang menjala ikan, dan atlit – atlit dayung palangkaraya. Jembatan Kahayan juga mempunyai misteri – misteri nya sendiri, mungkin dalam post berikutnya aku akan membahas wacana misteri Jembatan Kahayan dan lukisan di bawah Jembatan Kahayan.

Sayangnya pada awal tahun 2015 jembatan kahayan sudah tidak diperbolehkan lagi untuk berkumpul sebab sanggup mengganggu perjalanan bagi yang melintas di jembatan kahayan. Padahal ketika sebelum adanya peraturan yang melarang untuk parkir di jembatan kahayan, banyak para cowok yang bersantai dan duduk di sepanjang pembatas jembatan sambil menikmati masakan yang di jual di atas jembatan,, .

Jambatan Kahayan sanggup di jangkau dengan mudah, hanya sekitar 500 meter dari bundaran besar Palangkaraya.


#Palangkaraya Kota Cantik
#salamat panalu

Monday, March 25, 2019

Lukisan Dayak Di Bawah Jembatan Kahayan

SINOPSIS LUKISAN PADA JEMBATAN KAHAYAN
 
AAA – Bagi anda yang tinggal di kota Palangkaraya tentunya niscaya tau perihal lukisan yang ada pada pundak kiri dan kanan serta bab bawah jembatan kahayan. Yap, berikut artikel perihal arti atau sinopsis dari lukisan tersebut :

Tema Karya Lukisan pada Jembatan Kahayan ialah ”TAMBUN BUNGAI” (Tambun/Naga Galang Petak Hasembuyan Belom dengan Tingang / Bungai) yang diimplementasikan dalam wujud karya seni lukis ornamen dan lukisan mural ( lukisan dinding) di Jembatan Kahayan yang masing-masing terdiri dari beberapa lukisan sebagai berikut :


1.    LUKISAN PADA PILAR/TIANG JEMBATAN
Lukisan pada pilar / tiang jembatan dengan motif “TALAWANG TINGANG” mempunyai makna perlindungan dan benteng pertahanan yang kokoh dari segala bentuk ancaman ancaman dan celaka.

2.    LUKISAN PADA CAP JEMBATAN
Lukisan pada cap jembatan dengan motif “RIAK DANUM JALAYAN” merupakan simbol air lautan luas sebagai salah satu falsafah kehidupan yang mendinginkan serta menyejukan segala sesuatu. Simbol ini merupakan doa yang bermakna biar sumber dari kehidupan merupakan rasa sejuk, nyaman dan tentram.

3.    LUKISAN PADA SISI OPRIT JEMBATAN
Lukisan Pada sisi Oprit Jembatan dengan motif “TAMBUN BUNGAI” yang terdiri dari kepala Tingang (Bungai Belom) serta Batang Garing (Pohon Kehidupan). Motif lukisan ini menggambarkan keseimbangan kosmor alam dalam aspek kehidupan dan mempunyai makna sebagai rangkaian doa biar kita selalu dijaga, dilindungi, serta dipelihara oleh alam baik alam jasmani ataupun alam rohani secara seimbang dan harmonis.

4.    LUKISAN PADA DINDING TENGAH OPRIT JEMBATAN
Lukisan pada dinding tengah oprit jembatan ialah lukisan mural dengan motif “KASIAK TAMBUN DAN BALIAN DADAS” yang menggambarkan kejantanan atay keperkasaan, hal ini sanggup dilihat dari sosok seorang leleki yang di beri judul “KASIAK TUMBUN” (keganasan Naga). Selain itu sosok perempuan Penari Dadas “BALIAN DADAS” merupakan simbol kefeminiman.  Dahulu kala Tarian Dadas (Balian Dadas) merupakan ritual pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan oleh seorang perempuan namun pada kala kini tarian ini sudah dikemas sedemikian rupa dan sanggup dipakai untuk tarian penyambutan tamu atau program pernikahan, Kaprikornus arti dari lukisan ini ialah simbol kebahagiaan dan juga keterbukaan suku dayak dalam mendapatkan siapa saja  yang tiba dengan tangan terbuka dan ketulusan sejatan dangan falsafah “HUMA BETANG” yang arti nya dimana bumi di injak disitu langit dijunjung.


Lukisan Mural dengan Motif Ornamen Dayak Kalimantan Tengah ini juga bertujuan untuk memperlihatkan kesan Artistik yang berpengaruh dan mendalam perihal bagaimana budaya lokal kita yaitu Budaya Dayak Kalimantan Tengah yang kita cintai dan kita banggakan ini. Melalui media ini marilah kita gotong royong membuka ruang apresiasi setinggi-tingginya biar selalu menghargai dan menjaganya serta semoga memberi kesan nyata untuk kemajuan seni budaya di Provinsi Kalimantan Tengah.

#Palangkaraya

Sejarah Desa Sarapat

Dasa Sarapat yaitu desa yang terletak di Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Desa ini juga menjadi perbatasan antara kecamatan dusun timur dan kecamatan paju epat, atau antara Dayak Maanyan Paju Sapuluh dan Dayak Maanyan Paju Epat.
Selain berbatasan dengan desa Murutuwu di Kecamatan Paju Epat, desa Sarapat juga berbatasan dengan desa Patai, Harara, dan juga kota Tamiang Layang. Desa sarapat juga terbagi menjadi 3 tempat lain nya menyerupai “Sarapat” yang berbatasan lansung dengan Paju epat, “Eba Raya” yang ada di tengah, dan Sangkai ( ) yang berbatasan lansung dengan kota Tamiang Layang.

Lalu bicara perihal sejarah. Ett, pire sa umur nu henga heei bapaner datang sajarah?. Yah ipikir sa hie.... sa na tulisku hang ina datang Kayu Panantai Ira, Watu Balai, Janah Munsit, Lasi Muda, baya

Ada yang beropini bahwa nama Sarapat berasal dari nama sebuah flora pakis yang disebut PAKUN RAPAT, mungkin inilah asal nama SARAPAT. Dulu sejarahnya penduduk sarapat mengalami 3 kali perpindahan tempat pemukiman yaitu :
-    pertama di Janah Munsit (untuk membaca artikel saya perihal Janah munsit klik disini), letak nya ada di pertengahan, di jalan penghubung antara Sangkai City dan Pal 4 Tamiang Layang, disini juga dibangun LP/Penjara Kabupaten Barito Timur.
-    kedua di Kuwangan Batak/Kubangan Kerbau, saya tidak begitu tau dimana tempatnya, tapi ada yang menyampaikan begitu.
-    Ketiga di Sarapat dan disini juga terdapat Watu Balai (batu keramat, kerikil yang dipakai untuk mengasah amang atau mandau) serta kuburan – kuburan bau tanah (maaf saya tidak memberi tau dimana posisi dari kerikil tersebut) disini juga terdapat kuburan kuburan tua. Dan dilokasi inilah bahu-membahu kampung pertama penduduk sarapat.

Sejarah lain nya yaitu penduduk desa Jaweten, Sumur dan sekitarnya yaitu keturunan sarapat, dan terbukti alasannya banyak penduduk Jaweten, dan Sarapat masih mempunyai relasi darah atau saudara sepupu, (ipulaksanai atau itawari). Kenapa demikian? ,, dulu nya orang orang desa sarapat pergi untuk berladang atau berkebun dengan istilah lain “ngume” ke jawaten, usang kelamaan banyak yang menetap di jaweten dan menciptakan perkampungan sendiri, jadi Desa Jaweten yaitu tempat berkebunnya penduduk Desa Sarapat. Jawaten dan desa disekitarnya disebut “Lasi Muda” yang artinya bekas perkebunan yang baru. 

Di desa sarapat juga mempunyai situs sejarah lain nya menyerupai Kayu Besar Panantai Ira yang menjadi simbol perdamaian desa sarapat dan desa murutuwu atau pedamaian Dayak Maanyan Paju 10 dan Dayak Maanyan Paju 4. Hang awe iru? Haut rata daya sawit. Yah, pohon besar itu kini sudah menjadi lahan sawit PT Sawit Graha Manunggal (PT.SGM) yang seluas 685 hektar, sangat di sayangkan.. 

Artikel ini bersumber dari internet dan beberapa penduduk orisinil sarapat. Saya sendiri yaitu orisinil ulun Dayak Maanyan Paju Sapuluh, lahir Sarapat 08 februari 1996 (17 tahun, + 3). Kaprikornus dalam artikel ini hanya sebagian dari sejarah desa sarapat, dan juga bukanlah sejarah baku desa sarapat, mungkin juga banyak salah nya., tapi, Untuk anda yang membaca goresan pena ini, dan juga mengetahui sejarah Desa Sarapat Mohon kritik dan saran semoga saya sanggup menyempurnakan goresan pena ini. 
Tabe tika kami .


– 28 11 2015 - Depri Manuel –
Facebook   : Depri Manuel Ctid
Twitter        : @DMsantay

Silsilah Mantir Adab Dayak Maanyan Paju Epat

Dayak Maanyan Paju Epat yaitu suku orisinil dari dayak maanyan tanpa terpengaruh oleh banjar, menyerupai Dayak Maanyan Paju Sapuluh dan Banua Lima sudah banyak di pengaruhi oleh Suku Banjar.
Dayak Maanyan Paju Epat terdiri dari 4 kampung leluhur yaitu Murutuwu, Siung, Telang dan Balawa.

SILSILAH MANTIR PAJU EPAT


Perpisahan atau berpencarnya 7 Uria ke aneka macam kawasan dengan membawa aturan sopan santun yang telah di wariskan. Dengan Paju Epat yang di datangi oleh Uria Napulangit.
Berikut Silsilah mantir Adat Dayak Maanyan Paju Epat :


1.    Mantir Murutuwu


a.    Patis Manyung
b.    Patis Anum Riwut
c.    Patis Anum Rumai
d.    Patis Bane
e.    Patis Ganting

f.    Patis Enyet
g.    Patis Mega
h.    Patis Majarak
i.    Patis Akir
j.    Damang Agung
k.    Damang Rasan
l.    Damang Anum
m.    Datu Gaya
n.    Kakah Gaya
o.    Kakah Ganir
p.    Kakah Langan
q.    Kakah Ngana
r.    Kakah Juyang
s.    Tamanggung Tabas
t.    Pa Rimin
u.    Kakah Iwi
v.    Pa Ngana
w.    Pa Nyani


2.    Mantir Telang


a.    Petinggi Awang
b.    Petinggi Baris
c.    Singa Uda Busut (orang Kahayan)
d.    Petinggi Tabing Baya
e.    Petinggi Walek
f.    Damang Tangah
g.    Sinu Ganti
h.    Sinu Pati
i.    Mangku Jaya
j.    Suta Wana
k.    Suta Ono - cucu Suta Wana
l.    Raden Tuha
m.    Kyai Guntik
n.    Damang Gaman - anak Suta Ono?
o.    Biring tungkut (Kakah Durisah)
p.    Under Bahar
q.    Pa Bakir
r.    Paningsi Padangka

3.    Mantir Siong


a.    Singalanggawa
b.    Singa Jaya Mangku
c.    Gaguel Kaluwen
d.    Damang Tangah
e.    Damang Tagah
f.    Damang Garib
g.    Datu Kajut
h.    Kakah Kajut
i.    Wasa Gunting
j.    Jayang Panai
k.    Wasa Mega
l.    Damang Tupu
m.    Patis Maharaja
n.    Patis Sumpul
o.    Patis Ihau
p.    Patis Madini
q.    Hi Parung
r.    Pa Runsai
s.    Pa Rinrung
t.    Pa Basen
u.    Basen
v.    Inting
w.    Damang Limang Ube
x.    Damang Serep Juku

4.    Mantir Balawa


a.    Patis Mawuyung
b.    Patis Upus
c.    Patis Akir
d.    Patis Maruwei
e.    Patis Mega
f.    Patis Wani
g.    Patis Kadut
h.    Patis Jaya
i.    Rangga Nunuk
j.    Mangku Pati
k.    Suta Karana
l.    Jaksa Tuha
m.    Jaksa Ukau
n.    Jaksa Junjung
o.    Patinggi Sanga
p.    Patinggi Gatak
q.    Patinggi Rame
r.    Patinggi Kadungkunge
s.    Mangku kahing
t.    Karati Wanansana
u.    Suta Rukau
v.    Pa Rantang
w.    Kakah Subet
x.    Pa Halu


#the city of bbm

Tumet Leut Bahasa Pangunraun Suku Dayak Maanyan

Tumet Leut Suku Dayak Maanyan. Tumet leut memakai bahsa dayak maanyan dulu, yaitu bahsa pangunraun. Kemudian ini ialah artikel kedua perihal tumet leut, sudah saya katakan apa itu tumet leut dalam artikel sebelumnya (klik disini).
 

Berikut salat satu lirik tumet leut yang saya ketahui :

Erang hila saya manyiangan lengan, rueh makis kuai manatuien leut
Supan wae saya manyiangan lengan, sidap sarung kuai minutuien leut
Daya budu dintung saya ngandrei watang tenga, dilu nate kuai nunup pakun munuk

Daya puang uweng saya bagaguru nginung, Anuh naan kuki bagukawit ngapang
Daya mulur tuntut mitra kula hengau, muji hapinaku dapa kawan
Luwan ekah kene saya pundrik nelang iyeng, wuwar uyu nisi sirum lintu

Siang lengan saya lawu nyantabe’en, tatui leut kuai ngugur nyamangaten
Nyantabe’en ulun sa tumang anak matu, ngugur nyamangaten ulun juat pasunringan kihi
Nyantabe’en ma padu mamantiran, nyamangaten ulun umun kanang haji
Nyantabe’en ma padu rumung rama, nyamangaten ma ipah bawai wahai

Biar jatuh taun nanan taluk nansarunai, riwu wulan nului gumi ngamang talam
Biar haut ingamuku kala gunung kulun, inyanapeh alang watu inen
Ada wewung awe mitra sarunai ngamang talam liwat guru
Masih ngitung kuta maga, nyawu iwu tane janang
Ngitung liung kuta lingga nyabu abar nama
Magun ngitung liung pasanakan, lagi tatap nyawu iwu pihansuran
Biar sarunai galis ina eme angang, ngamang talam jarah maku lungkang
Sarunai galis tumu padang, ngamang talam di’it pujan panri
Biar sarunai galis rakit apui, ngamang talam jarah sia tutung
Biar sarunai galis jari danau, ngamang talam jarah janang luau
Uneng puting lutut amah jarang mula, bumang ratai bapang suga ire
Ekat teka yiru papisahan pangunraun jatuh, pihanrayan ngapet malem balah riwu
Usul asal pangukani maleh, tutur tunreng panguratus runsa
Usul asal mitra kakatuhen, tutur tunreng kajayaen
Babat liung pinggang samilakur ngakeh untun tuwing
Lagi permintaan asal mitra kala janyawai, asal mitra tumet leut
Tarus ngalut ilai pangunraun rama, ngunau besar kepala ngampet malem balah wahai
Usul asal tarung nasarita, mula paner jampa

Hampe tau ina enei erang tumpuk natat, ina uit ma gumi halaman
Wau pantaruan ma’anyan sarumpunan, pantahulan suku sarumayan
Pantaruan takam lagi mira basa, pantahulan takam isa tarung lengan
Biar sihalu erang tumpuk ulun lain, isingkahung iwu tane hapabukan
Amun nyanrengei andri panulingu, nyansiliken iwu lumping mayang
Yiru takam lagi batung mira putut, telang nyanselukan lawi
Yeru siri pangkan datu sameh teka nansarunai, palai miharaja teka gumi ngamang talam
Pantaruan jatang itawari, pantahulan wasi sihinra’an
Pantaruan lagi mira purun tunun, pantahulan masih kangkawitan langar
Ekat siang lengan teka saya nanyu budu dintung, manas leut kuai dilunate.


Pak Debuk 10 Maret 2010
Sember Web Sanggar KOMANDAN Tamiang Layang



#SC

Sunday, March 24, 2019

Sejarah Berdirinya Kw Dusmala Kota Palangkaraya

KW DUSMALA yaitu kependekan dari Kerukunan Warga Dusun, Maanyan dan Lawangan. Organisasi yang di dasari oleh perkumpulan 3 bahasa yang bersal dari DAS Barito.
 
Organisasi ini pertama kali didirikan pada tahun 1968 di Palangka Raya. Tentunya tidak lepas dari liku-liku perjalanan warganya di perantauan. Kondisi pada ketika itu sangat miris dan kurang mendukung, baik kondisi eksteren maupun interen.

Sejumlah tokoh-tokoh warga Dusmala di antaranya C Luran, Drh. GS. Rubay, Pagoe Bangel, Drs. FD. Leiden, Drs Bart Ludjen, KH Wenthe, Siswo Partomo, Charles Dioh, F Iyun Kekes, Apria Densen, E.U. Ningkis, Samin Banjeng, Nimerson Undak, Esman K, Angkie Yandeng, Tikel Ngampar, Dolar Gajut, S.Widjur dan sebagainya (mohon maaf, nama-nama tersebut belum sanggup disebutkan secara keseluruhan), melaksanakan pertemuan terbatas di rumah Drh. GS. Rubay.


Para tokoh ini setuju untuk mendirikan organisasi Kerukunan Warga Dusun Maanyan (Dusma) dengan susunan pengurus sebagai berikut :
Penasehat              : C. Luran, Drh. GS. Rubay, dan Pagoe Bangel
Ketua                      : Drs. F.D. Leiden
Wakil Ketua I        : Drs. Bart Ludjen
Wakil Ketua II      : KW. Wenthe
Wakil Ketua III     : Siswo Partomo
Sekretaris               : Charles Dioh
Bendahara              : F. Iyun Kekes, BA.


Para pengurus ini dibantu beberapa Tueh Bantai antara lain, Apria Densen, E.U. Ningkis, Samin Banjeng, Nimerson Undak, Esman K, Angkie Yandeng, Tikel Ngampar, Dolar Gajut, S.Widjur dan sebagainya. 


Kepengurusan pertama yang dibuat tersebut berlangsung hingga tahun 1994. Kepengurusan ini berlangsung cukup usang dan tidak dilakukan perombakan ‘kabinet’ karena beberapa hal. Persoalan itu lebih kepada itikad kehadiran warga pada ketika rapat pergantian pengurus.


Kepengurusan pada tahun 1994 berganti sesudah Drs. FD. Leiden meninggal dunia. Jabatan ketua selanjutnya diteruskan oleh Drs. Bart Ludjen selaku Wakil Ketua I. “Setiap kali pengurus mengundang warga untuk melaksanakan pergantian pengurus, tidak ada yang hadir, dengan demikian maka kepengurusan yang usang masih berlaku,” kata F. Iyun Keks, BA.
Terbentuknya organisasi satu-satunya yaitu bergerak di bidang sosial yaitu membantu anggota warga bila ada yang sakit, kawin, meninggal dunia ataupun kesulitan-kesulitan lainnya.


Tujuan lainnya pada ketika itu masih belum sanggup dipikirkan alasannya kondisi yang masih belum memungkinkan. Pada tanggal 2 Desember 1994 diadakan rapat pleno Warga Dusmala yang dipimpin oleh 5 orang, yaitu :
Ketua                : Drs.C. Yus Ngabut, MPd.
Sekretaris        : Drs. Yanson Mawar, SH.                                   
Anggota           : Drs. Marhasan Gaher, Apria Dansen, BA, dan Drs. F       Sion Ibat.
Rapat pleno tersebut berhasil menyusun kepengurusan gres dan menyempurnakan nama organisasi. Hal ini seiring masuknya Suku Lawangan dalam keorganisasian tersebut, sehingga organisasi berubah nama menjadi Dusun, Maanyan, dan Lawangan (Dusmala). Susunan pengurus Dusmala ini mencakup :
Ketua                     : Drs. Bart Ludjen
Wakil Ketua I       : Ir. Brita Asi Saloh
Wakil Ketua II     : Drs. F. Sion Ibat
Wakil Ketua III    : Pdt. Drs. Itjurhan Wu’i
Wakil Ketua IV    : F. Iyun Kekes, BA
Wakil Ketua V      : Drs. S. Widjur M.D.
Sekretaris              : Kasmody Leiyen, SH
Wakil Sekretaris   : Bied Nego Handen Galap, Shut.
Bendahara             : Ny. Halene Kudik Kitting
Wakil Bendahara  : Drs. Ginson D. Pindah.


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 7 bidang dan 8 Tueh Bantai.
 Pengurus gres tersebut bertugas untuk menata organisasi menjadi lebih baik, alasannya kondisi yang cukup memungkinkan. Langkah awal yang dilakukan yaitu menciptakan pembagian kiprah masing-masing bidang dan meminta bidang-bidang tersebut menciptakan konsep jadwal kerja untuk dibahas secara bersama-sama. Niat baik ini tentunya tidak serta merta sanggup terwujud alasannya begitu banyak hambatan yang harus dihadapi para pengurusnya. Cukup banyak hambatan yang harus dipecahkan dan diselesaikan secara bersama-sama.


Pada tanggal 28 Oktober 2000, bertepatan dengan kedatangan Presiden RI, KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ke Palangka Raya dalam rangka HUT Sumpah Pemuda, Drs. Bart Ludjen meninggal dunia secara mendadak.
“Menyikapi kondisi ini, saya lantas memberikan sambutan secara terbuka kepada para Generasi Muda pada Perayaan Natal Pemuda Dusmala dan Perayaan Natal Warga Dusmala pada tahun 2000. Saya menghimbau warga Dusmala untuk memikirkan pergantian pengurus dan menata kembali organisasi sesuai perkembangan situasi dan kondisi.
Tantangan saya itu menerima balasan nyata dari Kaum Muda Dusmala,” kata F. Iyun Kekes, BA.


Melalui Musyawarah Daerah (Musda) Warga Dusmala pada bulan Februari 2001, telah dibuat Pengurus Kerukunan Warga Dusmala masa bakti 2001-2006, dengan susunan pengurus :
 Penasehat              : - Pagoe Bangel, Drs. AD. Leiden, F. Iyun Kekes,

                                      BA, Apria Dansen, BA,  Drs F Sion Ibat, 
                                      Kasmody Leiyen, SH, dan Drs. Belman Nyangkal, MM.
Ketua Umum         : Drs. Ardiman W. Magan
Wakil Ketua I        : Drs. Risnadoni Bungken
Wakil Ketua II       : Is. Hendri Nahan
Wakil Ketua III      : Drs. Lelo L. Pera
Wakil Ketua IV      : Ir. Awat Praja Sinseng, MSi.
Wakil Ketua V        : Drs. Marnan Iban.
Sekretaris Umum  : dr. Don FD Leiden SpOG, MMR
Sekretaris I             : Fitroni Arsiano Putra, Shut.
Sekretaris II            : Drs. Aratuni D. Djaban, Shut.
Bendahara Umum : Drs. Meiliantoni
Bendahara I            : Harry Arayanto Kekes, SE.


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 7 bidang dan 8 Tueh Bantai.
Setelah berakhirnya kiprah sosial Pengurus Kerukunan Warga Dusmala Masa Bakti 2001-2006, diadakan Musda Warga Dusmala pada tanggal 20 Januari 2007. Musda tersebut berhasil menunjuk pengurus gres masa bakti 2007-2012. Kepengurusn gres ini menekankan 3 jadwal prioritas mencakup pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. Susunan pengurus masa bakti 2007-2012 yaitu sebagai berikut :
Ketua Umum            : Marthin Ludjen
Wakil Ketua I            : Drs. F. Sion Ibat
Wakil Ketua II          : Prof. Kumpiady Widen, MA, MPh.D 
Wakil Ketua III         : dr. Marhaen Leiden, MSc.
Wakil Ketua IV          : Drs. Amulana A. Lingu, MSi.
Wakil Ketua V            : Drs. Waria Joni Sutrisno.
Sekretaris Umum     : Drs. Aratuni D. Djaban, Shut.
Sekretaris I                 : Fitroni Arsiano Putra, Shut.
Sekretaris II               : Ir. Tariano Buchar, MSi.
Bendahara Umum    : Harry Arayanto Kekes, SE.
Bendahara I               : Ny. Dra. Kerideni Areramon


Kepengurusan ini dilengkapi oleh 5 bidang dan 8 Tueh Bantai, dan 26 Bantai. Selanjutnya pada pengurusan ini juga menambah Bantai menjadi 28. “Terpilihnya pengurus gres ini juga melaksanakan perubahan kata Ma’anyan dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) menjadi Maanyan,” kata F. Iyun Kekes, BA. 


SEJARAH DUSMA/DUSMALA INI SEBELUMNYA TELAH DISUSUN OLEH PULAKSANAI TAKAM URIA NANYU LUDJEN, SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN TERHADAP ORGANISASI KERUKUNAN WARGA. SALAM.(tim)


#dusmala
Sangkay city