Friday, March 22, 2019

Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut

Slamat tiba di sangkay city. Blog yang bertemakan ihwal perjalanan di tanah dayak. Di artikel ini akan membahas ihwal Sejarah Ipu Mea & Makam Mariang Janggut.

Desa ipu mea ialah desa yang berda di kec. Karusen Janang, Kab. Barito Timur, Prov. Kalimantan Tengah. Di desa ini mempunyai situs sejarah, berupa Makam Mariang Jangut atau lebih dikenal sebagai Jangut Maring.

Datu mariang Jangut adahal orang yang bersal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, tepatnya dari Batu Nyiwuh, secara silsilah Datuk Mariang Janggut ini bersodara kandung dengan Nyai Balau dan Ujau, mereka ada lima bersodara;  empat orang perempuan dan yang pria hanya Mariang Janggut ini. Nama orisinil Datu Mariang Janggut ialah BARAGAS.

Datu Mariang Janggut ini awalnya hendak pergi “Mengayau” atau mencari kepala di tempat Barito Timur ini sebagai syarat program Tiwah. Entah kenapa saat hingga di tempat Ipu Mea ia malah jatuh hati dengan seorang perempuan Dayak Maanyan berjulukan BARUGUS

Ceritanya akan sangat panjang jikalau admin ceritakan disini, maka admin telah menyebarkan artikel khusus ihwal Sejarah Datu Jangut Mariang (Klik di sini)

Makam Jangut Mariang sekarang telah menjadi objek wisata ziarah yang ada di barito timur, anda dapat mengunjungi tempat secara bebas dan kapanpun. Selain itu di barito Timur juga ada Makam Suta Onu di Telang Siong dan Makam Putri Kanya sari di Jaar, dan semuanya telah dijadikan sebagai objek wisata oleh pemerintan.

Kembali ke sejarah Ipu Mea, Aslinya nama kampung Ipu Mea ialah TUDEKAT, suatu ketika, ipar Mariang Janggut berjulukan KAUT tiba dari tempat Kahayan berkunjung kedaerah ini. Kaut ini salah satu orang yang sangat bakir juga, dia mempunyai senjata berupa tiga buah anak sumpit yang beracun. Kaprikornus apabila, dia menyumpitkan anak sumpitnya melewati bumbungan rumah, maka siapapun yang ada didalam rumah itu akan mati seketika. Setelah sekian lama, Kaut ini kembali pulang ke Kahayan di tempat Mungku Baru dan meninggalkan tiga pusaka anak sumpit tadi didesa ini. Namun banyak orang yang tidak tahan dengan pusaka tersebut, lantaran banyak yang muntah darah.

Lalu dilakukanlah prosesi belian, ternyata pusaka ini meminta makanan berupa darah manusia. Oleh lantaran itu diputuskan untuk menguburkan tiga anak sumpit ini disuatu tempat – dan dahulu sekitar 10 depa persegi tempat ini tidak dapat tumbuh rumput lantaran imbas racunnya, dan dahulu barang siapa berani melangkahi tempat ini akan pribadi muntah darah. 

Namun sehabis sekian ratus tahun nampaknya pengaruhnya sudah tidak ada lagi. Dan uniknya damek ini jikalau ditembaki ia akan kembali secara ghaib. Oleh lantaran itulah tempat ini dikenal dengan nama IPU MEA. Ipu dalam bahasa Kahayan berarti beracun dan Mea dalam bahasa Maanyan artinya Merah, jadi artinya Ipu Mea ialah Racun Merah.

Baca juga : Suta Ono - Tamak Mas di Telang Siong

Sejarah desa Ipu Mea di atas di tuturkan oleh salah satu keturunan ke-9 datu Mariang Jangut, Yaitu Bapak Hara Kepada Folks Of Dayak (FOD) dalam explore dayak di kabupaten Barito Timur.

Sumber : Folksofdayak.wordpress.com


EmoticonEmoticon