Sunday, March 24, 2019

Sejarah Desa Dayu – Barito Timur

Desa Dayu terletak di Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia.
bundaran tugu di desa dayu
Menurut beberapa artikel yang saya baca di internet, hanya sedikit yang tau wacana sejarah desa dayu, bahkan banyak versi versi yang berbeda. Maka dari itu saya mencoba untuk mengumpul data data dan menggabungkan nya jadi satu dalam artikel ini.

Baca juga : Sejarah Desa Sarapat

Menurut beberapa sumber, Desa dayu di kenal dengan nama Kampung Amungin, nama desa Dayu berasal dari sebutan orang orang yang tiba ke desa dayu dan menyampaikan “ang da dayu’en” artinya tidak mencukupi. Karena waktu itu desa dayu mempunyai beberapa pohon durian dan dikala berbuah, hasil dari buah tersebut tidak mencukupi untuk masyarakat desa dayu tersebut.

Dulu Desa Dayu yaitu hutan belukar yang tak berpenghuni. Ada 2 kawasan perkampungan yang dihuni oleh masyarakat yaitu Amungin dan Mawunto (2 sungai di dayu), tapi perkampungan Mawuntu terkena wabah serangan semut yang banyak menciptakan masyarakat meninggalkan perkampungan mawuntu dan pergi ke perkampungan Amungin alasannya yaitu tanah nya subur. Kemudian di jadikan perkampungan tetap.

Pada jaman kerajaan nansarunai dan banjar, Amungin di pimpin oleh Uria Biring, Dam’mung Tupo dan Patis Layang. Kemudian pada tahun 1590, kampung Amungin ditetapkan menjadi Dayu dan semenjak tahun 1790 hingga 1945, ada 7 Pamakal (kepala kampung atau kini dengan sebutan kepala desa).
Yaitu :
1.    Nawa (tahun 1970 – 1810).
2.    Ganing (1810 – 1826).
3.    Layat (1826 – 1876),
4.    Ngalam (1876 – 1896) ,
5.    Lungki (1896 – 1922) dan
6.    Laden (1922 – 1942)
7.    Dina (1942 – 1945)
Data di atas hanya yang tercatat, ada beberapa yang tidak tercatat.

Ada beberapa situs sejarah yang ada di desa dayu yaitu :
-    Bundaran Dayu
Bundaran dayu atau simpang tiga dayu menuju Kec Paju 4, menuju kec Dusun Timur (kampung sapuluh), dan yang terakhir menuju kec Paku (tampa).
-    Abeh (orang yang berkembang menjadi patung )
Tiap tahun ada ritual moral untuk memberi makan patung tersebut.
-    Kuburan Petinggi Perkamungan Amungin dan keluarganya
Kuburan yang sudah dipindah atau di kedatonkan oleh masyarakat. Di area kuburan ini juga ada pohon durian yang menjadi asa nama desa dayu (pohonya sudah di tebang)

Demikian beberapa data yang saya ketahui dari sejarah desa dayu. Jika ada yang salah dalam goresan pena saya mohon untuk pembenaranya, dan yang terakhir saya minta maaf bila ada kata kata yang tidak baik atau menyinggung, sekali lagi saya minta maaf. (Andri Arai Atei


EmoticonEmoticon