Saturday, March 23, 2019

Mitos! Sejarah Goa Liang Ayah Di Kerikil Sahur - Bartim

AAA – Perjalanan di Tanah Dayak kali ini, kami dari sangkay city blog’s akan mengunjungi sebuah objek wisata yang terdapat di Desa Batu Sahur, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur.
Untuk Artikel kali ini kami akan membahas wacana sejarah asal permintaan liang ayah di watu sahur. Menurut sejarah yang saya ketahui Liang Ayah merupakan sebuah Balai kawasan perkumpulan para pemegang agama Kaharingan (hindu).

Berikut Mitos, Sejarah dan Asal permintaan Liang Ayah di Batu Sahur :

Suatu ketika di Balai tersebut di adakan ritual Wadian ( program etika ritual, atau perkumpulan para Balian untuk melaksanakan pengobatan untuk orang yang sakit ), jaman dahulu dalam suku Dayak Maayan dan Dayak Lawangan percaya kalau seseorang yang sakit itu di karenakan oleh roh-roh jahat maka dari pada itu mereka berobat ke Balian atau dukun untuk melaksanakan pengobatan. Hal ini masih dipercaya hingga sekarang.

Pada suatu ketika di Balai tersebut diadakan program Wadian, berkumpul lah orang-orang sebelum program di mulai, namun ada seseorang perjaka yang hendak pergi berburu sebelum program di mulai.

Kemudian berangkat lah perjaka tersebut untuk berburu beliau mengitari dan berjalan ke hutan-hutan, namun beliau merasa kecewa tidak ada pendapat hasil buruan yang memuaskan beliau hanya menerima seekor kera, beliau sangat kesal di potong ya lah kedua buah langan monyet itu dan di bawa pulang ke Balai ketempat orang yang akan melaksanakan program Wadian tadi. Di program tersebut perjaka itu melakuakan hal-hal yang tidak baik beliau memukul gendang dengan kedua buah lengan monyet yang di sanggup ya berburu siang  sebelum program di mulai.

Tiba-tiba hujan turun di sertai dengan Guntur yang menggelegar, tiba lah sesosok Nayubutituru. Nayubutituru yaitu sesosok iblis yang bermetamorfosis yang berdasarkan penduduk beliau iblis yang jahat. Rupanya Nayubutituru sangat murka atas perlakuan dan sifat yang dimiliki oleh perjaka tersebut akhirnya, semua yang ada di Balai tersebut menjadi watu di antara nya Kangkanung, Gendang, Guci, dan alat-alat yang ada di dalam Balai tersebut termasuk Wara (dukun), dan Balai tersebut semua menjadi watu termasuk orang-orang yang ada di dalam ya, ada sebagian orang saja yang selamat dalam kutukan tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Nayubutituru melaksanakan sebuah perjalanan ke pegunungan, di perjalanan beliau merasa lelah, dan kehausan, ketika sampainya di puncak pegunungan ditemuinya sebuah gubuk yang berpenghuni seseorang setengah baya, di gubuk tersebut iya istirahat sejenak dan meminta air minum dari orang setengah baya tersebut, namun orang setengah baya tersebut mengetahui bahwa yang sedang bertamu yaitu sesosok jelmaan dari Nayubutituru yang menciptakan gempar penduduk kampung akan kejahatannya, beliau pun berpikir sejenak bagaimana cara membunuh Nayubutituru tersebut, lalu diambil nya lah sebuah bambu runcing berwarna kuning di bambu itu di masukannya lah air yang di minta Nayubutituru tadi dan ketika Nayubutituru meminum air tersebut orang setengah baya tersebut eksklusif menancapkan bambu tersebut ke dalam tenggorokan Nayubutituru,dan meninggallah dia.

Dari ketika itu penduduk kampung merasa kondusif dan tidak pernah merasa terganggu lagi di dalam suatu tindakan atau aktivitas mereka.

Baca Juga : Objek WIsata Goa Liang Ayah

Itulah sedikit sejarah wacana asal mula watu di watu sahur, atau lebih dikenal sebagai liang ayah.

sumber : http://imanuelpunya.blogspot.co.id


EmoticonEmoticon