Monday, March 18, 2019

Ritual ‘Ijame’ Dayak Maanyan Paju Epat

Pada Pulau Borneo, tepatnya di prov. Kalimantan Tengah, kab. Barito Timur akan di laksanakan ritual IJAME, mengantarkan Roh Leluhur Melalui Proses Pengkremasian. Ritual ini akan dilaksanakan pada tahun 2017.

Ritual IJAME yaitu suatu kepercayaan suku Dayak Maanyan sub Paju Epat yang baragama Kaharingan. Ritual ini merupakan suatu prosesi penghantaran roh orang yang sudah meninggal menuju Tumpuk Datu Tunyung (Sorga). Di butuhkan waktu 9 hari biar roh orang yang sudah meninggal benar-benar sanggup pulang ke Sorga atau yang disebut Tumpuk Datu Tunyung.

Balai Adat Kaharingan desa Murutuwu
Dalam Ritual ini tulang – tulang orang yang sudah meninggal akan diprosesi, dengan pembakaran tulang/pengkremasian, hal ini yaitu sebuah keunikan sendiri, lantaran di kalimantan tengah hanya ritual Ijame, dimana tulang-tulang orang yang sudah meninggal akan di bakar, sama halnya dengan program Ngaben di Bali.


Baca juga : Upacara Kematian dalam Suku Dayak Maanyan
 
Tempat dibakarnya tulang-belulang orang mati disebut PAPUYAN, kemudian ada TAMAK yang merupakan daerah penyimpanan bubuk (Mapui) setelah pembakaran tulang.

Papuyan
Ritual janjkematian ini merupakan ritual yg insidential atau tidak rutin tiap tahun pelaksanaannya, lantaran banyak persyaratan yg harus dipenuhi sebelum dilaksanakan ritual tersebut.

Dalam ritual Ijame terdapat beberapa syarat-syarat utama yang harus dipenuhi kalau ingin melakukan ritual ini, syarat tersebut berupa :
-    1 peti (RARUNG PANAMAKAN), berisikan tulang dari seorang tokoh-tokoh watak (mantir, pangulu atau damang).
-    1 peti (RARUNG PANAWU WUA SURAT), berisikan tulang dari seorang Wadian (seorang pemimpin ritual/balian).
-    1 peti (RARUNG BIASA), berisikan tulang dari seorang masyarakat biasa (turunan paju epat) yg beragama hindu kaharingan.

Tiga peti/rarung tersebut yaitu syarat wajib yang harus ada kalau ingin melakukan prosesi Ijame. Selain itu dalam ritual ini juga memerlukan biaya yang cukup banyak.

Karena persyaratan di atas maka ritual Ijame jarang dilaksanakan setiap tahun, terakhir program ijame yang pernah admin lihat yaitu pada tahun 2010 di desa Murutuwu, kec. Paju Epat, Kab. Barito Timur. Dengan waktu ritual selama 2 bulan.

Dalam prosesi IJAME ada beberapa perlengkapan yang harus di buat, yaitu :


Membuat titian dari rumah kegiatan (lewu putut) menuju Balai yang disebut tetei, mempersiapkan tarip atau papan ukir, menciptakan BALAI PISAME, menciptakan BALAI HAKEI, membersihkan jalan menuju lokasi pengkremasian (papuyan), menciptakan NUMANG TETEI yaitu titian dari balai watak ke rumah yang bersangkutan, menciptakan daerah di pinggir sungai untuk mempermudah aktifitas selama kegiatan.

Mulai dari mempersiapkan beras ketan dari balai adat, membersihkannya di sungai hingga dengan proses parmentasi sehingga menjadi Tuak (minuman tradisional khas dayak), dalam pembuatan tuak disebut dengan NGAPANRU ANING.

Baca juga : Tuak, Minuman Khas Suku Dayak

Dalam seluruh kegiatan di atas dilakukan oleh mereka (MANTIR ADAT dan PISAME) yang membantu WADIAN dalam mempersiapkan seluruh bahan-bahan ritual serta mendampingi dan membantu wadian selama ritual dilaksanakan.

Sudah jauh-jauh hari dilakukan pembentukan panitia pelaksana khususnya mantir-mantir watak dari seluruh desa di wilayah Kedamangan Paju Epat yang bertanggung jawab penuh terhadap tahapan pelaksanaan, oleh alasannya yaitu itu para mantir tersebut harus sudah memenuhi syarat khusus sesuai dengan tata aturan aturan watak yang berlaku lantaran tidak sanggup sembarang orang melakukan ritual tersebut. Para mantir watak tersebut harus sudah atau pernah ditahbiskan serta mengisi aturan watak yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ritual ini.

PRA ACARA RITUAL IJAME :


Dalam ritual pra Ijame di sebut dengan BAUKA KUMANG, dalam bauka kumang tersebut ada lima kegiatan di dalam nya, yaitu :


1.    IRUMPAK LAMI merupakan hari untuk mencari kayu WUHUNGAN yang akan dibuat menjadi Papan Lami dengan jumlah 16 keping, ukuran lebar 1x10 cm dan panjang 2 meter. Tamiki Kupang jumlah 16 bilah ukuran lebar 1x10 cm dengan panjang 2,5 meter. Papan Tarip dengan jumlah 16 keping ukuran lebar 1x10 cm dan panjangnya 1 meter. Membuat bentuk Burung Garuda dan Naga dari akar LALUTUNG yang nantinya akan dipasang di ujung peti daerah meletakkan tulang-tulang yang akan dikremasi. Setelah semuanya sudah lengkap maka diletakkan di daerah khusus, alasannya yaitu papan-papan itu nantinya akan dipakai untuk menciptakan sebuah wadah khusus daerah meletakkan peti-peti (rarung) selama prosesi ritual nantinya di dalam balai adat.
2.    NGUTUH WULU merupakan hari khusus untuk mencari BAMBU sebanyak 28 bilah untuk pembuatan bab dari daerah ritual pengkremasian/pembakaran tulang yang nanti akan diikatkan disekeliling bab dasarnya. 28 bilah bambu juga dicari lagi untuk menciptakan gelanggang daerah tubruk ayam (manguntur), semuanya dengan ukuran panjang 5-6 meter. Setelah semuanya lengkap kemudian di bawa ke balai adat.
3.    IRUMPAK BIHARA pada hari itu khusus mencari kayu KAHUI untuk dibuat menjadi daerah ritual pengkremasian secara utuh. Kayu tersebut di potong menjadi papan bihara sebanyak 28 buah yang dibuat menjadi atap daerah pengkremasian. Kayu balabau dan dadalungan dengan ukuran 2 meter masing-masing sebanyak 4 buah yang nanti akan dijadikan rangkanya. Lalu Ulu Kurung 1 bilah dengan ukuran lebar 10 cm sepanjang 1 meter. Seperti yang lainnya, setelah lengkap eksklusif dibawa ke balai adat.
4.    IRUMPAK LIMAR, tetap pergi ke hutan untuk mencari kayu RARUNG jenis kayu Jelutung yang nantinya dipotong untuk dibuat menjadi peti (rarung) daerah meletakkan tulang yang akan dikremasi, sebagian lagi dibuat menjadi papan limar, papan papansa, papan kalinen, papan Kakisi hante, papan kakisi halus yang kesemuanya itu bab dari daerah meletakkan peti tadi. Apabila bahan-bahan tadi dirangkai dan dibuat menjadi daerah meletakkan rarung disebut dengan IDARAN.
5.    MAKAN UMPUI DAN IBUBUHAN, merupakan suatu ritual tolak bala sebelum ritual Ijame dilaksanakan. MAKAN UMPUI yaitu ritual tolak bala terhadap roh-roh halus yang mungkin akan mengganggu selama proses pelaksanaan ritual Ijame nantinya, sedangkan IBUBUHAN yaitu ritual tolak bala terhadap roh sejenis penyakit-penyakit yang juga mungkin mewabah ke masyarakat umumnya selama kegiatan.

Demikianlah rangkaian kegiatan beberapa hari menjelang ritual puncaknya nanti dan setiap harinya sebelum dan setelah melakukan kegiatan tersebut, para pelaksananya kumpul di dalam balai untuk makan bersama yang disebut dengan MIHANRAWAI. Dalam pra ijame di atas dari poin 1 hingga 4 di laksanakan oleh Mantir atau Panitia, dan untuk yang ke 5 secara khusus akan dilaksanakan oleh Wadian.

UPACARA RITUAL IJAME

Berikut daftar kegiatan dalam ritual ijame yang dilaksanakan dalam waktu 9 hari :
1.    TARAWEN, pada hari pertama yaitu pembuatan peti (Rarung), kemudian dilakukan ibungkat menggali tulang atau jasad dari pemakaman, tulang dibersihkan dengan minyak tanah dan dikumpulkan didalam rarung kemudian digendong menjuju balai.
2.    NI’IT UWEI, pada hari kedua yaitu kegiatan ini utamanya yaitu Ni’it Uwei atau Meraut Rotan untuk dipakai dalam tubruk ayam
3.    NARAJAK, pada hari ketiga yaiu dilakukan di situs papuian yaitu menyusun bambu sehingga membentuk pramid (tarajakan)
4.    MUARARE, pada hari ke empat yaitu mengayam bambu, yang disematkan di tarajakan
5.    NAHU, pada hari kelima yaitu yaitu proses mengasapi kayu biar menjadi hitam yang nantinya akan diselipkan juga ditarajakan
6.    NYURAT, pada hari ke enam yaitu proses menciptakan gambar untuk atap papuyan
7.    NANSARAN, pada hari ketujuh yaitu menciptakan teras atau lalaya untuk papuyan
8.    MUNU, pada hari kedelapan yaitu Kerbau diikat dibalontang dan akan di tombak dalam proses pengorbanan.
9.    MAPUI, pada hari kesembilan yaitu proses terakhir ijame yaitu membakar tulang, tulang yang dibakar yang sudah membara tersebut dikumpulkan didalam gong dan ditaruh didepan balai yang akan ditangisi oleh pihak keluarga dan jadinya dicuci dengan air kelapa (tamanung) kemudian diantar ke Tamak.

Setelah program ijame selesai, maka program selanjutnya yaitu NGANREI BALAI yang dilaksanakan selama 7 hari 7 malam.

Itu tadi sedikit yang admin ketahui perihal ritual Ijame Kaharingan dari Dayak Maanyan di kabupaten barito timur.

Sebagai info, ritual Ijame akan dilaksanakan di desa murutuwu pada tanggal 10 juli hingga 03 agustus 2017.

Baca juga : Kegiatan dan Jadwal IJAME di Desa Murutuwu 2017

Baca juga : Perjalanan ke Desa Telang Siong

Terakhir, semoga dengan adanya artikel ini sanggup membantu kita untuk mengetahui kebudayaan dayak, khususnya dayak maanyan paju epat.

Mohon maaf kalau ada typo atau kesalahan dalam artikel ini, mohon koreksi, kritik, dan saran. Tabe, andri arai atei!


EmoticonEmoticon