Wednesday, March 20, 2019

Peninggalan Kerajaan Nan Sarunai (Dayak Maanyan)



Berikut bukti-bukti peninggalan sejarah kerajaan nan sarunai (Dayak Maanyan) :

1.    Di kota Banjarmasin terdapat peninggalan purbakala orang Ma'anyan :
a.    Sebuah tonggak kayu yang dinamakan "Hujung Panti", gunanya ialah tempat orang Ma'anyan kuno memandikan anak untuk pertama kalinya disungai yang disebut Mubur Walenon. Tonggak kayu itu digunakan hingga masa ke-14, terletak disebelah barat maritim kota Banjarmasin.
b.    Di km 3, masuk sejauh 800 m kekiri jalan arah ke kota Martapura, terdapat sebuah tempat dinamakan Pangambangan. Pada kawasan seluas 1 ha, terdapat permukaan tanah yang bersih, alasannya tidak terdapat satupun pepohonan yang sanggup tumbuh. Diduga disitulah tempatpemukiman orang Ma'anyan yang pertama yang dipercaya oleh mereka, sebagai bekas bangunan Balai-Adat hingga masa ke-16.

2.    Kebun buah-buahan yang dinamakan Pulau Banyar Kayutangi, tempat pemukiman orang Ma'anyan hingga awal masa ke-16. Disini masih terdapat tiang-tiang bekas rumah kuno, terbuat dari kayu besi yang masih tersisa hingga sekarang, terletak 24 km dari kota Banjarmasin ke arah lapangan terbang Syamsuddin Noor.

3.    Tempat ditemukan Balontang dan makam kuno dari kayu besi terletak di Liang Anggang. Balontang dalam susila orang Ma'anyan yaitu sebagai simbolis arwah orang sudah meninggal yang diadakan pesta susila secara sempurna.

4.    Gunung Paramaton atau gunung Madu_manyan, tempat penyimpanan pusaka kerajaan Nansarunai, setelah sanggup dirampas kembali dari Tanjung Negara, atau Banjarmasin pada tahun 1362.

5.    Di kota Martapura terdapat Balontang dan sumur kuno yang dinamakan sumur pahit, peninggalan orang Ma'anyan hingga masa ke-14. Sewaktu penggalian kanal pengairan dari waduk Riam Kanan ke arah Banjar Baru terdapat kuburan kuno orang Ma'anyan yang digunakan hingga masa ke-16.

6.    Disuatu tempat didaerah Burung-Lapas; di km 24 dari Martapura ke arah Rantau, 150 m kanan jalan antara Martapura dan Binuang terdapat sebuah gua dan tanah yang sedikit ditumbuhi pepohonan. Diduga tempat itu yaitu bekas pemukiman yang disebut Nansarunai hingga masa ke-13, dan belum mengenal pemerintahan raja. Sesudah Nansarunai dipindahkan ke Banua Lawas gres timbul pemerintahan dalam bentuk kerajaan serta lahirnya aturan susila yang digunakan oleh orang Ma'anyan hingga sekarang.

7.    Daerah yang dinamakan pulau Kadap, yaitu tempat pemusatan prajurit-prajurit Nansarunai, sebelum perang Nansarunai kedua tahun 1362.

8.    Di kawasan Margasari, terdapat candai Laras tempat pemujaan agama Hindu Syiwa, dari kerajaan Daha dari masa ke-14, hingga masa ke-16. Disini terdapat juga sebuah patung batu, berupa ujud kepala babi sebagai prasasti yang dibentuk oleh orang Ma'anyan tahun 1362.

9.    Kota Negara, yaitu tempat pemukiman bekas prajurit-prajurit Majapahit, terdiri dari orang Majaphit sendiri, orang Madura, orang Bugis dan orang-orang Nansarunai, setelah akibat perang Desember 1362, disini terdapat :
a.    Para berilmu besi yang hebat dalam pembuatan kapal-kapal serta peralatan rumah tangga lainnya.
b.    Para hebat pembuat tembikar, kenong, gamelan dan gelang untuk tarian wadian Bawo dan wadian Dadas. Khusus untuk gamelan mereka buat menggunakan lima nada, yaitu do, re, mi sol dan la ialah nada-nada yang digunakan oleh orang Ma'anyan dalam musik.
c.    Terdapat sebuah sumur kuno yang airnya berwarna merah, sebagai prasasti kejadian perang Desember 1362.

10.    Di kota Amuntai, terdapat candi Agung yaitu tempat pemujaan agama Hindu Syiwa pada masa ke-14 hingga masa ke-16 dan Tambak Wasi, yaitu tempat pembakaran mayit para prajurit korban perang Nansarunai pertama tahun 1358.

11.    Bertempat di Banyu Hirang, diselatan kecamatan Danau Panggang terdapat :
a.    Beberapa kuburan massal yang dinamakan Tambak yaitu tempat penguburan para prajurit Nansarunai dan Majapahit korban perang Desember 1362.
b.    Pada tahun 1953, pernah ditemukan oleh penjala ikan yang berjulukan Abdullah Wahab sebuah tiang kapal tertimbun lumpur sedalam sekitar 1 m dari permukaan air. Jalannya tersangkut pada tiang kapal yang belum beliau ketahui sejarahnya. Tempat ia menjala ikan tersebut yaitu sebuah danau yang dinamakan Telaga Silaba, di selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

12.    Di Pasar Arba atau Banua Lawas, yaitu tempat kerajaan Nansarunai dari tahun 1309-1358, disini terdapat peninggalan kuno antara lain :
a.    Makam raja Raden Anyan atau populer dalam sejarah goresan pena orang Maanyan mereka sebut Am'mah Jarang. Terletak dibelakang masjid renta Banua Lawas.Sumur Tua tempat Raden Anyan gugur ditumbak oleh Laksamana Nala tertutup lantai mesjid.
b.    Pohon Kamboja besar-besar, sebanyak tujuh pohon, terletak di belakang mesjid renta tersebut, sebagai peringatan moksanya tujuh orang putera Raden Anyan yaitu; Jarang, Idong, Pan'ning, Engko, Engkai, Liban dan Bangkas.
c.    Terdapat sebuah sumur renta sekitar 1 km arah barat kota kecamatan Banua Lawas yang disebut Sumur Am'mah Jarang, nama kecil Raja Raden Anyan,digunakan khusus bagi anggota keluarga kerajaan Nansarunai.
d.    Kain Sindai yang terdapat didalam mesjid renta itu juga berasal dari tenunan India yang dibeli dikala perdagangan masih berlangsung dari Kalimantan Selatan hingga pulau Madagaskar dilepas pantai timur benua Afrika.
e.    Benda kuno lainnya menyerupai piring celedon, gong, kenong, guci tempat pengawetan daging cara tradisional Maanyan yang disebut Wadi, gendang panjang yang dinamakan katammu'ng sudah diamankan oleh pihak kebudayaan setempat.
f.    Di halaman masjid renta tersebut terdapat dua buah tempayan kuno yang digunakan untuk keperluan menyimpan air wudhu.
g.    Terdapat sebuah Lewu Hiyang disebelah kanan serambi depan masjid. Lewu Hiyang tempat menaruh sesajen kepada roh para leluhur sewaktu pesta susila bontang.

13.    Di danau Maunna'n yaitu tempat penyimpanan pusaka kerajaan Nansarunai, berupa tiang sokoguru balai susila yang terbuat dari emas, patung emas berbentuk anak pria dan wanita yang sedang menari yang masing-masing berjulukan amas Bakukanrik amas Bakukanrau serta sebuah lesung emas. Terdapat pula sebuah prasasti dari kayu besi sebagai tanda atau peringatan penggabungan agama Hindu Syiwa dan kepercayaan terhadap roh nenek moyang orang Maanyan.

14.    Di sungai Banyu Landas bersahabat Pasar Panas, terdapat sebuah bahtera kuno yang belum terang siapa pemiliknya, apakah kepunyaan orang Nansarunai atau kepunyaan orang Majapahit

15.    Di desa Bagok atau yang dahulu disebut Hadiwalang terdapat barang-barang kuno dari materi pecah belah dibawa oleh pangeran Panni'ngatau Patih Raja Muda dikala akibat perang Nansarunai.

16.    Di desa Jangkung terdapat barang kuno yang dibawa oleh Uria Pulang Giwa pada tahun 1358. Di desa ini terdapat banyak Balontang yang menunjukan bahwa di desa ini dahulu pernah menjadi pemukiman orang Maanyan yang disebut dengan Maanyan Jangkung.

17.    Dahulu dikampung Bentot, yang dahulu dinamakan Kayunringan terdapat sebuah bahtera kuno yang dinamakan oleh penduduk setempat yaitu bahtera Nahkoda Jamuhala. Jamuhala yaitu nahkoda kapal dagang Nansarunai yang gugur dalam perang Nansarunai pertama tahun 1358. Perahu tersebut diduga sanggup meloloskan diri dari peperangan hingga terdampar dihulu sungai Patangkep.

18.    Di desa Ja'ar terdapat beberapa buah peninggalan kuno antara lain :
a.    Sebuah bahtera kuno yang terletak dihutan Mabeje, sekitar 4 km arah timur maritim desa Ja'ar. Perahu kuno tersebut oleh penduduk Ja'ar dikatakan yaitu kepunyaan saudagar Keling dari Majapahit yang menjual piring celedon, mangkok, boli-boli, dapur dari tembikar, tempat menanak nasi dari tembikar yang dinamakan oleh penduduk Kabali dan tempat menanak sayur, juga dari tembikar yang dinamakan Janga. Perahu itu kandas dikala terjadi gempa tektonik pada tahun 1379, yaitu 21 tahun setelah perang Nansarunai pertama, tahun 1358.
b.    Terdapat sebuah watu besi yang dinamakan oleh penduduk Sangar-Jatang, kemungkinan yaitu dupikat Wato-sekelika dari Madagaskar.
c.    Terdapat makam Puteri Sunbulat Sari yang dikeramatkan oleh penduduk alasannya puteri tersebut yaitu puteri tunggal Sultan Suriansyah atau raja Mata Habang atau Panembahan Batu Habang yang ditugaskan oleh sultan untuk menjadi penguasa didaerah orang Maanyan.

19.    Pada tahun 1987, di desa Haringen 3 km utara Tamianglayang, telah ditemukan barang-barang kuno berupa tembikar dan barang pecah belah lainnya yang merupakan warisan dari kerajaan Nansarunai yang dibawa oleh Patih Raja Panantang.

20.    Di sungai Murutowo, terdapat sebuah bahtera kuno yang dikatakan oleh penduduk setempat bahtera Nahkoda Jamuhala.

21.    Di desa Dayu terdapat sebuah gong besar yang dikatakan oleh penduduk setempat yaitu peninggalan Puteri Junjung Buih dikala puteri tersebut tiba untuk memberi petuah wacana susila untuk murung cita dan susila untuk suka cita pada masyarakat Kampung Sepuluh, dan Banua Lima pada pertengahan masa ke-16. Menurut legenda asal Puteri Junjung Buih timbul dari pusaran air di Tanjung Marabahan berupa anak wanita kecil didalam perut dua gong yang ditangkupkan.

22.    Dahulu sungai Ayuh terdapat tempat penyimpanan batangan emas kepunyaan kerajaan Nansarunai.

23.    Di sungai Mukut bersahabat desa Jangkang 6 km arah timur Muarateweh terdapat sebuah bahtera kuno terbuat dari tembaga lebar 40 cm dan panjang 100 m. Perahu tersebut kepunyaan pedagang cina yang salah masuk dikala menuju ke Nansarunai pada masa ke-14.

24.    Dahulu sungai Toto atau Tabalong Kiwa terdapat sebuah bahtera kuno disuatu tempat yang disebut penduduk setempat Man. Tempat itu yaitu persembunyian Pangeran Jarang dan Idong sewaktu perang 1358.

Demikian ! Bagi yang membaca goresan pena ini, kiranya sanggup berkomentar dan mengkonfirmasi wacana peninggalan-peninggalan kerajaan nan sarunai, terima kasih atas kunjungan nya!

Baca juga : Tentang Suku Dayak Maanyan


EmoticonEmoticon