Sunday, March 17, 2019

Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part V “Sejarah Ayus, Intong, Tia Pelule”

Berikut ialah kisah sejarah Dayak Lawangan, kisah ini bersumber dari artikel salah satu blog, yaitu Bahasa Maanyan, kisah ini merupakan cuilan kelima

Dalam artikel tersebut berjudul :
SEJARAH AYUS, INTONG, TIA PELULE

Ketiga orang tersebut telah bertempat tinggal di Kayun Tangi bersama rombongan lainnya. Kemudian mendirikan bangunan, bangunan yang dimaksud ialah tempat ibadah beserta ketentuannya.

Salah seorang dari antara mereka yakni TIA PELULE/USIK SAER LANGIT melanjutkan perjalanan ke arah utara. kemudian kembalilah ia di ujung kampung itu. Orang-orang kampung tersebut ingin mencari tiang guru untuk tiang tempat ibadah di situ.

Sebenarnya didaerah tersebut tidak ada yang sanggup mengadakan tiang itu selain dari nama Jin saja yang sanggup menyediakan tiang untuk tiang guru itu. Tetapi hanya Jin yang sanggup mengadakan tiang itu apabila nilai tiang atau benda yang tersedia setimbang dengan tiang itu.

Maka berkarung-karung mereka mengumpulkan harta emas, intan, perak tetapi masih berat tiang itu.

Mereka memikirkan hal itu, apakah masih ada lagi yang belum dihubungi. Ada satu orang berada diujung kampung yang tidak hadir untuk pendirian tiang. Maka kata TIA PELULE hadir disitu.

Kata ia mustahil saya sanggup membantu pembelian tiang ini. Sedangkan emas dan intan serta perak berkarung-karung sudah ditimbang, apa lagi saya sakit tapi akan saya usahakan membantu kalian. TIA PELULE hanya mempunyai sebuah cincin satu utas saja.

Perkataan si Jin makin mempersulit saja, pikirnya. Maka dicobalah oleh TIA PELULE menimbang cincin tersebut, ternyata berat cincin tersebut lebih berat dari pada tiang guru itu. Langsung dijawab oleh si Jin emas tai palat, emas yang begitu rupa selalu diambil saja dan selalu dilemparkannya ke tengah-tengah lautan.

Kemudian tiang guru itu ditancapkannya di sembarang tempat kemudian ditimpaskan ditengahnya oleh Jin.

Setelah terjadi keadaan tersebut, si Jin itu lari pulang dengan kemarahannya. Sehingga orang kampung itu menyerahkan iman kepada TIA PELULE hingga pembangunan tempat ibadah terealisasi hingga selesai. Bukan diatur dengan tenaganya tetapi diatur oleh kebijaksanaannya. Tamatlah riwayat TIA PELULE.

Walau ketiga orang itu hidup terpisah, tetapi terpisah dengan baik dan hormat. Berdasarkan itu kini tinggal nama AYUS dan INTONG yang berangkat meninggalkan kampung KAYUN TANGI pulang kampung mensiwah ine menuju ke kawasan LENDOK OLENG LUTUNG yaitu yang dikatakan PASAR ARBA BENUA LAWAS dan juga yang dikatakan KAYUN TANGI yaitu BANJARMASIN.

Setelah Ayus dan Intong hingga di Lendok Oleng Lutung. Mereka berdua banyak melaksanakan pembangunan atau bermufakat untuk mengadakan tempat ibadah untuk tempat beramal. Dikarenakan pembangunan tempat ibadah mengalami sedikit keterlambatan maka masyarakat setempat terpaksa pergi beribadah ke tempat lain.

Kalau tidak disebabkan hal itu pilihan masyarakat ke Pasar Arba Benua Lawas saja.Lama kelamaan masyarakat tersebut mengatur amal dan ibadahnya di Lendok Oleng Lutung. Lalu berkatalah si Intong kepada saudaranya si Ayus, kata si Intong "Saya mau mengikuti adik kita si Tia Pelule lantaran berdasarkan informasi ia sudah memeluk Islam, saya mau menemui ia dan saya mau pergi haji ke Mekah Medinah menuruti si Tia Pelule".

Setelah si Intong berangkat ke Mekah Medinah maka selamatlah ia didalam perjalanan dan masyarakat tersebut mengikuti jejaknya untuk pergi haji. Setelah pulang dari Mekah Medinah, sampailah ia di kawasan Kayun Ganji. Pada waktu perjalanan si Intong ke Kayun Ganji, kapal yang ditumpanginya terbalik diisap oleh pohon Kayun Ganji hanya satu orang yang selamat dan hidup yaitu si Intong. Sadar bahwa hanya ia yang selamat, segeralah ia naik keatas pohon Kayun Ganji.

Sesampainya diatas pohon dilihatnya ada seekor burung, yang berjulukan MANUK BALANG BULAU atau Burung Garuda. Lalu pikir si Intong lebih baik saya berpegang di taji Manuk Balang Bulau ini, biarlah kemana saja ini nanti sampainya dibawa terbang oelh burung itu. Tidak usang kemudian Manuk Balang Bulau ini terbang. Sekian lamanya burung garuda ini terbang turunlah di kawasan PADANG MELUKA. Si Manuk Balang Bulau tadi turun disitu dan memangsa seekor lembu kemudian dengan sigap si Intong turun dari taji burung garuda ini ke daratan.

Berjalanlah ia menyusuri Padang Meluka .Karena si Intong belum tahu arah tujuannya sehingga didalam perjalanan ia menemukan sungai, sungai itu airnya yang sebelah agak keruh dan yang sebelah lagi agak jernih. "Oh si Intong selalu berkata didalam hatinya, apakah ini yang diceritakan oleh orang-orang renta dahulu yang dimaksud dengan sungai SEREMALIK?". Menurut kisah jikalau air sungai ini disentuh dengan jari maka jarinya sanggup bermetamorfosis batu. Dicobalah oleh si Intong menyentuh air sungai itu dengan jarinya pada cuilan air yang keruh maka eksklusif jari si Intong membeku menjadi batu.

Lalu ia meneruskan perjalanannya. Didalam perjalannya sampailah ia pada sebuah kampung, yang berjulukan kampung TERANTANG BINI.

Setiap pria yang memasuki kampung itu selalu lekas mati lantaran dikeroyok oleh kaum wanita penduduk kampung ini. Maka si Intong eksklusif menemui pimpinan kampung ini, singkat kisah si Intong menikah dengan pimpinan kampung ini. Dengan menggunakan keahlian yang ia miliki (jari telunjuk kirinya yang telah bermetamorfosis watu tersebut). Selamatlah si Intong dalam menjalani perkawinannya. Dan segala hal yang sanggup mematikan bagi kaum pria di kampung ini, semenjak itu amanlah kampung Terantang Bini. Si Intong beralih namanya menjadi HAJI BATU. Dan kampung Teratang Bini pun berubah namanya menjadi ARPAH. Si Intong menjadi pimpinan di kawasan Arpah. Maka tamatlah riwayat si Intong.

Baca Juga :
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part I

“SEJARAH SEBELUM ADANYA LANGIT DAN BUMI”
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part II
SENTUME DIAN NA'AN MERENSIA = SEJARAH ASAL MULA MANUSIA
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part III
ORANG LAWANGAN PADA ZAMAN NABI NUH
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part IV
“SEJARAH KEPERCAYAAN KEHARINGAN LUANGAN
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part V
 “SEJARAH AYUS, INTONG, TIA PELULE
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part VI
SEJARAH BERITUN TUNJUNG, MUDA LAYUNG MUDA DAHUR, MUDA LAYANG

Sumber : bahasamaanyan.blogspot.co.id


EmoticonEmoticon